Thursday 18 September 2014

Bengkuang



Bengkuang


Bengkuang atau bengkoang (Pachyrhizus erosus) dikenal dari umbi (cormus) putihnya yang bisa dimakan sebagai komponen rujak dan asinan atau dijadikan masker untuk menyegarkan wajah dan memutihkan kulit. Tumbuhan yang berasal dari Amerika tropis ini termasuk dalam suku polong-polongan atau Fabaceae. Di tempat asalnya, tumbuhan ini dikenal sebagai xicama atau jícama. Orang Jawa menyebutnya sebagai besusu (/bəsusu/).

Pengenalan

 

Bengkuang merupakan liana tahunan yang dapat mencapai panjang 4-5m, sedangkan akarnya dapat mencapai 2m. Batangnya menjalar dan membelit, dengan rambut-rambut halus yang mengarah ke bawah.
Daun majemuk menyirip beranak daun 3; bertangkai 8,5-16 cm; anak daun bundar telur melebar, dengan ujung runcing dan bergigi besar, berambut di kedua belah sisinya; anak daun ujung paling besar, bentuk belah ketupat, 7-21 × 6-20 cm.
Bunga berkumpul dalam tandan di ujung atau di ketiak daun, sendiri atau berkelompok 2-4 tandan, panjang hingga 60cm, berambut coklat. Tabung kelopak bentuk lonceng, kecoklatan, panjang sekitar 0,5 cm, bertaju hingga 0,5 cm. Mahkota putih ungu kebiru-biruan, gundul, panjang lk. 2 cm. Tangkai sari pipih, dengan ujung sedikit menggulung; kepala putik bentuk bola, di bawah ujung tangkai putik, tangkai putik di bawah kepala putik berjanggut. Buah polong bentuk garis, pipih, panjang 8-13 cm, berambut, berbiji 4-9 butir.

Manfaat

 

Tumbuhan ini membentuk umbi akar (cormus) berbentuk bulat atau membulat seperti gasing dengan berat dapat mencapai 5 kg. Kulit umbinya tipis berwarna kuning pucat dan bagian dalamnya berwarna putih dengan cairan segar agak manis. Umbinya mengandung gula dan pati serta fosfor dan kalsium. Umbi ini juga memiliki efek pendingin karena mengandung kadar air 86-90%. Rasa manis berasal dari suatu oligosakarida yang disebut inulin (bukan insulin!), yang tidak bisa dicerna tubuh manusia. Sifat ini berguna bagi penderita diabetes atau orang yang berdiet rendah kalori.
Umbi bengkuang biasa dijual orang untuk dijadikan bahan rujak, asinan, manisan, atau dicampurkan dalam masakan tradisional seperti tekwan. Umbi bengkuang sebaiknya disimpan pada tempat kering bersuhu 12 °C hingga 16 °C. Suhu lebih rendah mengakibatkan kerusakan. Penyimpanan yang baik dapat membuat umbi bertahan hingga 2 bulan.
Walaupun umbinya dapat dimakan, bagian bengkuang yang lain sangat beracun karena mengandung rotenon, sama seperti tuba. Racun ini sering dipakai untuk membunuh serangga atau menangkap ikan, terutama yang diambil dari biji-bijinya.
Meski beracun, biji bengkuang pun dapat dijadikan bahan obat. Biji yang ditumbuk dan dicampur dengan belerang digunakan untuk menyembuhkan sejenis kudis. Sementara, di Jawa Tengah, setengah butir biji bengkuang dapat digunakan sebagai obat urus-urus. Keracunan biji bengkuang biasanya diatasi dengan meminum air kelapa hijau. Bengkuang konon dapat digunakan untuk mempelancar buang air besar karena ia mengandung serat yang lebih tinggi daripada mangga.


Dengan kandungan gizi yang cukup beragam dan banyak, bengkoang mempunyai manfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Di antara manfaat bengkoang bagi kesehatan tubuh manusia adalah sebagai berikut :

1. Mengurangi produksi asam lambung
Bengkoang mempunyai sifat alkali yang berfungsi sebagai pendingin atau penyerap asam lambung dengan cepat. Asam lambung yang tinggi akan menyebabkan mag, sehingga ada baiknya anda mengkonsumsi bengkoang. Lebih baik lagi jika anda makan bengkoang tanpa campuran, misalnya garam atau sambal. 

2. Baik dikonsumsi oleh penderita diabetes / kencing manis
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa bengkoang mempunyai rasa manis yang berasal dari inulin. Inulin tidak dapat dicerna oleh enzim dalam usus manusia (melewati mulut dan usus tanpa metabolisme) sehingga mampu menjaga kadar gula dalam tubuh agar tetap normal meskipun rasanya manis. Karena sifat yang tidak tercerna inilah inulin cocok dikonsumsi penderita diabetes. Biasanya bengkoang bagi penderita diabetes diambil sarinya saja.

3. Mengobati sariawan dan sebagai antioksidan 
Bengkoang mengandung cukup banyak vitamin C sehingga sangat baik untuk kesehatan tubuh anda, baik sebagai antioksidan maupun sebagai obat untuk sariawan. Selain itu bengkoang juga mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah anda.

4. Memperlancar pencernaan
Inulin dalam bengkoang mempunyai sifat sebagai serat makanan, sifat ini berpengaruh pada fungsi usus dan perbaikan parameter dalam darah. Sebagai serat makanan, inulin meningkatkan massa feses dan meningkatkan frekuensi defekasi terutama pada penderita konstipasi. Adapun perbaikan parameter lemak dalam darah antara lain penurunan kadar triliserida serum dan kolesterol darah pada penderita hypercholerolemia.

5. Menyehatkan tulang dan gigi
Bengkoang mengandung fosfor dan kalsium yang baik utnuk pertumbuhan tulang dan gigi. Kebutuhan akan kalsium dan fosfor dapat dicukupi dengan mengkonsumsi bengkoang agar tulang dan gigi tumbuh normal. Jika anda kekurangan fosfor maka anda akan menjadi lemah dan nafsu makan menjadi berkurang.

6. Mengurangi efek manopause
Wanita yang mengalami menopause biasanya akan mengalami kerutan / keriput dan penuaan kulit. Untuk mengurangi kemungkinan tersebut tubuh membutuhkan fitoestrogen, dan fitoestrogen ada dalam bengkoang. Mengkonsumsi fitoestrogen yang cukup akan membuat kulit anda tetap sehat dan segar.

7. Mengobati beri-beri
Beri-beri adalah penyakit yang disebabkan karena tubuh kekurangan vitamin B1. Bengkoang dapat menjadi alternatif pengobatan anda karena bengkoang mengandung vitamin B1 yang cukup banyak.

8. Menghilangkan noda hitam dan flek pada wajah
Bengkoang selain dikonsumsi juga dapat digunakan sebagai masker wajah. Kandungan air yang cukup banyak mampu membuat kulit wajah anda tetap segar dan mampu menghilangkan noda hitam / flek pada wajah anda. Caranya cukup mudah, anda tinggal mengupas bengkoang kemudian diparut / dihaluskan dan selanjutnya dibalurkan ke wajah anda.

Demikian informasi yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat bagi anda semua dan terima kasih telah membaca artikel ini.
Baca juga manfaat Buah Binjai
 


No comments:

Post a Comment